Tuesday, June 13, 2006

Aku Hanya Ingin Sendiri, Kembali Sepi

Aku hanya merasa cemburu, teracuhkan, dan tak diberi kepercayaan.
Semua yang dulu menggumpal, kuledakkan sekarang.
Aku hanya ingin sendiri, kembali sepi.


Ah, aku lupa bagaimana aku terlahir. Tiba-tiba saja seingatku, aku ada. Yah ada, lalu hari-hari kulalui dengan biasa. Tak ada keistimewaan, inilah aku.

Aku terlahir mungkin dengan sedikit teman yang ditakdirkan berjalan bersama melangkah bersamaku. Aku memang kurang pandai bergaul, yang berteman denganku malah sering aku cuekin.

Mungkin temanku mampu dihitung

Entah mengapa, ada beribu, berjuta, bermilyar kemarahan menjalari nadi darahku yang aku tidak tahu darimana asalnya. Ada sedemikian kebencian yang menjalar yang sewaktu-waktu siap untuk diledakkan.

Aku tidak mengerti hingga saat ini, sungguh mengapa, darimana, dan kemana seluruh aliran kebencian, kemarahan, dengki, dan sejuta, semilyar, sepenuh bilangan yin akan mengalir ?

Entah berapa hati tersakiti, entah berapa jiwa kuhancurkan, entah berapa orang yang tercuekkan.

Aku memang lebih buruk dari iblis...

Tuhan, siapakah seburuk-buruk makhluk di mata-MU ? Aku ?!

Ahhh.... andai aku tidak terlahir, atau... ahhh

Wednesday, June 07, 2006

Jangan Paksakan Langitmu

Dan jangan kamu memaksakan langitmu kepada langit mereka atau yang lain.

Bukankan telah diciptakan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kamu saling mengenal.

Tak ada guna menyamakan ego dalam satu wadah, karena ego adalah sesuatu yang sangat amat liar adanya.

Maka lihatlah bintang, pandangi iya yang menghias langit. Langit itu tercipta bukan untuk satu kaum namun bagimu semua, lihatlah langit yang tak berbingkai.

Bergeraklah ke atas dan pandangi bawahmu kelak kamu akan mengetahui mana yang tepat adanya.

Dan semua bergerak sesuai sistem, jadi jangan takut. Sistem akan terus menuntunmu.

Bukanlah kebajikan menghadapkan wajahmu ke timur dan ke barat, namun kebajikan itu ialah menyembah Allah, percaya kepada Malaikat, percaya kepada Nabi, dan beriman kepada hari akhir dan memberi makan fakir miskin.

Marah

Marah itu perlu, namun bukan luapan yang diperlukan.

Marah itu juga harus melihat audients kita, jangan asal nyerocos (memang sulit).

Karena itu lebih baik menahan amarah itu.

Manusia memang bukan tong sampah yang mampu dijejal dengan semua sampah-sampah ego. Namun walau toh begitu, terkadang tong sampah juga memiliki ketahanan muatan maksimum.

So, coba dech mulai sekarang tahan amarah. Walau itu berat namun tidak ada salahnya mencoba.

Sunday, June 04, 2006

Wanita, Ijinkan Aku Menunduk

Entah sejak kapan kebiasaan ini dimulai, mungkin sejak saya menginjak kelas 3 MTsN. Sebuah kebiasaan yang unik mungkin menurut ukuran awam, kebiasaan : BERJALAN MENUNDUK.

Hanya sebuah kebiasaan biasa namun memberi dampak yang luar biasa.

Saya menjadi begitu dingin saat berjalan (COOL kata adik-adik kelas waktu saya menginjak bangku SMU). Bahkan yang lebih parah adalah ada beberapa adik kelas yang menganggap saya ini sombong, padahal sejatinya bukan seperti itu.

Yahh… mulai saat itu saya terbiasa berjalan dengan menundukkan kepala. Bahkan kakak kelas ROHIS di SMU sering mengejek saya dengan kata-kata : “Cari duit jatuh ya Ben ?!”.

Ah, saya tidak peduli. Terserah kata orang karena hidup adalah hak milik personal dan milik pribadi asal tidak menganggu toh tidak apa-apa, hidup saya bukan milik orang lain tetapi milik saya sendiri. Terkesan egois memang, tetapi itulah hidup. Karena itu adalah arti sebuah KEBEBASAN.

Wanita, ijinkan aku menunduk

Juga entah mengapa jika berjalan lalu berpapasan dengan wanita, ada rasa malu dalam hati ini hingga otomatis membuat saya menunduk.

Kadang saya pribadi merasa diri saya ini aneh, saat dimana teman-teman lain malah jelalatan matanya kok saya malah ga berani yach. Ingin rasanya seperti mereka hidup normal.

Ahh… sudah lah, mungkin jalan menunduk memang menjadi takdir saya atau barang kali jika ditelaah secara mendalam ternyata ada gen jalan menunduk di dalam kromosom saya, hehehe… mungkin saja khan ?!.

Kadang saya berargumen sendiri untuk menutupi kelemahan ini dengan berkata, mungkin saya terlalu menghormati wanita hingga berjalan menunduk. Namun fenomena ini tidak terjadi dengan teman yang telah saya kenal dekat. Malah kalo temen wanita yang sudah terasa akrab saya mudah saja mencandai mereka.

Aneh, yah begitulah seorang Baiquni.

Mudah-mudahan kebiasaan ini dapat saya ambil hikmahnya…

Amien