Tuesday, October 17, 2006

Sebuah Jawaban dari Tuhan

Barusan Tuhan berbicara dengan teknologi, dia memberikanku jawaban lewat SMS melalui nomer si jelek Nidya Ratih Anjarini. Jawaban yang selama ini ingin kudengar secara verbal dan tertulis.

Yah itu teserah u. Rs suka itu fitrah. Tp ga perlu ditunjukkan. Biarin aja dy berlalu lwt wkt. Klo emg allah ngizinin. Pst bkl jodoh. Lgn u ikhwan. INGAT! Jgn jthkan islam dgn perilaku ngncr perempuan. Cnt pd allah adlh seegaalaanaa. Sijelek pinter ngomng kn! Pjg...Lg... Haha2” (sengaja ditulis tanpa editan).

Ah, ternyata jawaban yang kuinginkan keluar lewat jari-jari si jelek Nidya yang ngetik sms. Diantara jawaban kawan-kawan lain yang ingin saya mengungkapkan tabir lisan ini, malah bahkan diantara mereka yang menggunakan perangkat taqwa seperti jilbab. Nidya yang cuma baru 1 tahun berkecimpung dalam hiruk-pikuk dakwah muncul memberikan jawaban yang telah lama saya nantikan.

Ahh… itu adalah sebuah jawaban kepastian. Aku menyebutnya: SEBUAH JAWABAN DARI TUHAN.

Jawaban sms itu langsung membuat dada yang tadi terasa sesak menjadi begitu lapang. Ahh, sebuah perasaan lega yang datang entah dari arah mana membawa angin ketenangan yang sangat amat menyejukkan.

Nidya atau Ratih bagi saya adalah sebuah keunikan. Dalam komunikasi kadang saya sering bertanya “udah pernah pacaran belom?”, dan Nidya memberiku jawaban “BELUM”. Lalu saya kembali bertanya “Uda pernah jatuh cinta belom?”, dan dia menjawab “UDAH”.

Dan ternyata salah seorang pria yang dia cintai pernah menembak dia, namun dia menolaknya. Memang terkesan mudah, namun saya berpikir jika aku berada dalam posisinya mampukah saya melakukan hal yang sama?

Jika saya berada dalam posisi mencintai seseorang, MRN misalnya, lalu kemudian MRN meminta saya menjadi kekasihnya. Pada saat yang demikian, mampukah saya menolak MRN padahal hati ini sungguh menginginkannya.

Karenanya saya menganggap Nidya adalah pribadi yang unik dan istiqamah, semoga sifat istiqamah itu selalu bersamanya hingga nafas terakhir tiba walaupun sebagai sosok remaja Nidya masih bocor disana-sini :).

Adalah hal yang sangat membanggakan, karena dimana saat-saat yang demikian banyak akhwat yang tumbang hanya karena masalah percintaan. Juga keteguhan yang luar biasa, karena dalam beberapa kasus banyak akhwat yang keder saat mendapat serangan itu.

Salah seorang teman malah berpacaran hanya karena dipaksa oleh lelaki yang menjadi pacarnya, padahal dia tidak suka. Namun mungkin dengan alasan kasihan akhirnya mereka jadian juga.

Bahkan ada yang lebih miris lagi, seorang teman lagi yang dulunya sangat anti-pacaran malah sekarang mulai coba-coba untuk berpacaran, padahal yang dia rasakan bukannya nikmat malah pedihnya sebuah penghianatan tetapi mereka tidak pernah mau mengambil pelajaran.

Dalam fase kelembaban usia, kita mulai belajar jatuh cinta. Tepatnya belajar mencintai dan dicintai, namun ada beberapa rule-rule atau aturan yang harus dipatuhi. Kebanyakan mereka mencoba mematahkan aturan-aturan tersebut dengan alasan modernisasi atau mencoba untuk tidak konservatif. Sebahagian yang lain berasalan: “Toh saya tahu aturan-aturannya” namun aturan yang bagaimana yang mereka anggap?!

Temanku, zina itu bukanlah apa yang hanya berada diantara perut dan lutut.

Terima kasih Tuhan, terima kasih Nidya. Sebuah jawaban yang selalu saya inginkan telah terjawab, walau mampu menjawabnya namun butuh mulut yang lain untuk mengimaninya.

Terima kasih Tuhan, engkau hambaku dan aku tuhanmu.

1 comment:

azizah said...

Klo emg allah ngizinin. Pst bkl jodoh. Lgn u ikhwan. INGAT! Jgn jthkan islam dgn perilaku ngncr perempuan. Cnt pd allah adlh seegaalaanaa...

hmm... cuma ngulang isi smsnya aja nih, Anyway, saya baru ngeh, you are a ikhwan, rupanya.

Abisnya deskripsi di profile aga ngeri..